السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Pesantren sebagai Soko Guru Peradaban Bangsa: Ketua STAIN Dukung Arahan Menag

  • 17 Oktober 2025
  • Oleh: Humas STAIN Kepri
  • 27
Berita Utama

Bintan, Kampus Bersendikan Wahyu Berteraskan Ilmu - Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau, Dr. H. Muhammad Faisal, M.Ag., menyatakan dukungan penuh terhadap ajakan Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A., untuk menjaga marwah dan kehormatan pesantren. Pernyataan ini disampaikan menyusul tayangan program Xpose Uncensored di Trans7 yang dinilai telah menyinggung citra lembaga pendidikan Islam, khususnya pesantren.

Menteri Agama dalam keterangannya menyampaikan rasa kaget dan keprihatinan mendalam atas tayangan yang dianggap mencemarkan nama baik salah satu pondok pesantren besar di Indonesia. Ia menegaskan bahwa pesantren merupakan benteng dan soko guru peradaban bangsa yang telah berkontribusi besar terhadap pembentukan karakter dan nilai-nilai kebangsaan.

“Saya merasa sangat kaget dan prihatin dengan pemberitaan yang menempatkan pesantren secara negatif. Sekian ratus tahun pondok pesantren berkiprah mendidik manusia Indonesia agar menjadi masyarakat yang beradab, hingga mengkristal dalam nilai kemanusiaan yang adil dan beradab,” ujar Menag Nasaruddin Umar di Jakarta, Rabu (15/10/2025).

Ia juga menekankan bahwa pesantren bukan hanya tempat pendidikan agama, tetapi juga pusat pengembangan moral, karakter, dan kemanusiaan. Menteri Agama mengajak media dan seluruh elemen bangsa untuk bersikap lebih bijak, adil, dan sensitif terhadap nilai-nilai luhur yang dijunjung oleh dunia pesantren.

Menanggapi hal tersebut, Ketua STAIN Kepri, Dr. H. Muhammad Faisal, M.Ag., menyatakan bahwa dirinya bersama seluruh civitas akademika STAIN sangat mendukung arahan Menteri Agama dan menyerukan pentingnya menjaga kehormatan pesantren sebagai warisan pendidikan Islam yang telah mengakar kuat dalam sejarah bangsa.

“Pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan, melainkan soko guru peradaban bangsa yang telah lama membentuk karakter, moralitas, serta spiritualitas umat. Melalui pesantren, bangsa ini diajarkan tentang nilai-nilai kemanusiaan, kebangsaan, dan keadaban yang luhur,” tegas Dr. Faisal.

Ia menambahkan, pesantren telah melahirkan banyak tokoh dan pemimpin yang berpengaruh dalam perjalanan sejarah Indonesia. Oleh karena itu, menjaga martabat pesantren bukan hanya tugas kalangan pesantren semata, tetapi tanggung jawab seluruh bangsa.

“Kami di STAIN Sultan Abdurrahman siap bersinergi dengan pesantren dalam memperkuat pendidikan Islam yang moderat, inklusif, dan berorientasi pada kemaslahatan umat. Pesantren adalah aset bangsa yang harus dirawat bersama, agar tetap menjadi sumber cahaya ilmu dan moral di tengah arus zaman,” ujarnya.

Dr. Faisal juga mengajak seluruh civitas akademika perguruan tinggi keagamaan dan masyarakat luas untuk terus mendukung eksistensi pesantren sebagai garda depan dalam membentuk generasi berilmu, berakhlak, dan berjiwa nasionalis.

“Dukungan kita terhadap pesantren adalah bentuk cinta kepada ilmu dan bukti nyata komitmen terhadap masa depan Indonesia yang beradab dan berdaya saing,” pungkasnya. (Gby/LF)