السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Bintan, Kampus Bersendikan Wahyu Berteraskan Ilmu – Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau melalui Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) STAIN Kepri mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Penulisan dan Penyusunan Biografi Sultan Abdurrahman Muazzam Syah" pada Rabu, 4 November 2024, di Ruang Rapat Dosen Gedung Kuliah Terpadu STAIN Kepri. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua STAIN Kepri, Dr. Muhammad Faisal, M.Ag., Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M), Abdul Rahman, M.Sos., para peserta serta sejumlah narasumber terkemuka dari berbagai bidang.
Para narasumber yang hadir di antaranya; Aswandi Syahri, S.S. (sejarawan), Rida K. Liamsi (budayawan), Dr. Endri Sanopaka, S.Sos., MPM (STISIPOL Tanjungpinang), Dr. Anastasia Wiwik Swastiwi (Universitas Maritim Raja Ali Haji/UMRAH), Dedi Arman, S.S. (Badan Riset dan Inovasi Nasional/BRIN), dan Rendra Setyadiharja, S.Sos., M.IP. (STISIPOL Tanjungpinang). Hadir pula Dedi Arsa, S.S., M.Hum., dan Syahrul Rahmat, M.Hum. (UIN Bukittinggi), serta tokoh masyarakat seperti Raja Malik Bin Raja Hamzah dan Tengku Fuad. Selain itu, Robby Patria, M.Pd. (UMRAH), dan Jauhar Mubarok, S.Sos. (BPK Wilayah IV Kepri) turut memberikan kontribusi dalam diskusi ini.
Peserta
FGD terdiri atas berbagai unit dan pusat di STAIN Kepri, termasuk Pusat
Penjaminan Mutu (P2M), Satuan Pengawas Internal (SPI), Unit Moderasi Beragama,
Unit Studi Halal, Unit Studi Gender, Anak dan Keluarga, Unit Studi Kemelayuan,
serta Unit Perpustakaan.
Dalam
sambutannya, Ketua STAIN Kepri, Dr. Muhammad Faisal, M.Ag., menyampaikan
pentingnya penggalian sejarah Sultan Abdurrahman Muazzam Syah sebagai upaya
untuk meneguhkan identitas budaya Melayu dan menanamkan nilai sejarah pada
generasi muda. “Setiap masa memiliki tokohnya, dan Sultan Abdurrahman Muazzam Syah adalah
salah satu figur penting yang perlu dikenang. Kepemimpinannya memberikan dampak
besar pada masyarakat, terutama di masa transisi awal abad ke-20,” ujarnya.
Kepala P3M STAIN Kepri, Abdul Rahman, M.Sos., menjelaskan bahwa penyusunan biografi ini melibatkan berbagai ahli untuk memberikan perspektif yang komprehensif. "Kami sengaja mengundang para sejarawan, budayawan, dan akademisi untuk menggali lebih dalam aspek kepemimpinan, politik, budaya, dan kontribusi Sultan Abdurrahman Muazzam Syah terhadap Kepri. Hasil diskusi ini akan dirangkum menjadi biografi yang bermanfaat bagi generasi mendatang," jelasnya.
FGD
ini tidak hanya membahas fakta sejarah tetapi juga mengangkat diskusi mengenai
relevansi kepemimpinan Sultan Abdurrahman Muazzam Syah dalam konteks modern.
Para narasumber menggarisbawahi peran Sultan dalam mempertahankan identitas
Melayu di tengah tantangan kolonialisme dan globalisasi pada masanya.
Sebagai
langkah awal, diskusi ini akan dilanjutkan dengan penelitian lebih mendalam
untuk menyempurnakan biografi. “Kami berharap hasil dari kegiatan ini tidak
hanya menjadi dokumentasi sejarah tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi
muda untuk mengenali dan menghargai warisan budaya Melayu,” tutup Dr. Muhammad
Faisal.
Melalui
sinergi antara sejarawan, budayawan, akademisi, dan tokoh masyarakat, kegiatan
ini diharapkan mampu menghadirkan perspektif yang kaya dan mendalam mengenai
peran kepemimpinan Sultan Abdurrahman Muazzam Syah. Selain menjadi dokumentasi
sejarah, hasil dari diskusi ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda
untuk terus menjaga dan menghargai warisan budaya Melayu dalam menghadapi
tantangan modernitas.
STAIN Kepri, melalui komitmen akademiknya, menunjukkan peran penting dalam pelestarian sejarah lokal sebagai bagian dari pembangunan peradaban yang berakar pada nilai-nilai luhur budaya dan agama. (luluk)
STAIN Kepri Gelar Shalat Ghaib dan Doa Bersama: Wujud Solidaritas dan Spiritualitas
STAIN Kepri Dorong Kompetensi Sertifikasi Halal melalui Pelatihan Pendampingan Produk Halal Batch 2