السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Bintan, Kampus Bersendikan Wahyu Berteraskan Ilmu – Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau sukses menggelar seminar internasional bertajuk 1st Islamic and Malay Studies International Conference (IMSIC) yang diselenggarakan selama dua hari, Selasa-Rabu, 19-20 November 2024. Acara perdana ini berlangsung di Auditorium Razali Jaya, Kampus STAIN Sultan Abdurrahman, dan menghadirkan Ketua STAIN, Dr. Muhammad Faisal, M.Ag., sebagai keynote speaker.
Dalam penyampaiannya, Dr. Faisal menekankan pentingnya
kajian kawasan tentang keislaman dan
budaya Melayu untuk memperkuat dunia melayu islam serta memperluas diseminasi
hasil penelitian yang berkaitan dengan keislaman dan kemelayuan untuk memperkuat
identitas masyarakat dan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas di
wilayah melayu islam.
Dalam Special Panel 1 yang mengangkat tema “The Role of Religions and Cultures in Leveraging Islamic and Malay Society” menghadirkan empat pembicara diantaranya; Hj Mustapahayuddin Bin Abdul Khalim (Director Institute Ahli Sunnah Wal Jamaah, University Tun Hussein Onn Malaysia), Dr. Nur Zainatul Nadra Binti Zainol (Head Department Research & Publication, Institute Ahli Sunnah Wal Jamaah, University Tun Hussein Onn Malaysia), Dr. Wan Ainaa Mardhiah Binti Wan Zahari (Head of Department Economic & Halal, Institute Ahli Sunnah Wal Jamaah, University Tun Hussein Onn Malaysia), dan Syed Huzaifah Alkaff, M.Sc. the S. Rajaratnam (School of International Studies (RSIS), Nanyang Technological University (NTU), Singapore).
Hj
Mustapahayuddin Bin Abdul Khalim dalam penelitiannya yang berjudul: “The Study on Waqf Understanding Among Tahfiz
Schools’ Owners in Johor” membahas pentingnya pemahaman wakaf sebagai
instrumen ekonomi Islam yang berkontribusi terhadap pembangunan masyarakat,
terutama dalam sektor pendidikan. Berdasarkan penelitian kuantitatif terhadap
37 madrasah tahfiz di Johor, ditemukan bahwa pemahaman wakaf cukup baik, tetapi
masih minimnya pengetahuan tentang peran Majlis Agama Islam Johor (MAIJ)
menjadi hambatan bagi madrasah untuk mewakafkan aset mereka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun tingkat pemahaman tentang wakaf cukup baik, keterbatasan pengetahuan mengenai fungsi Majlis Agama Islam Johor (MAIJ) dan manfaat wakaf terhadap madrasah memengaruhi kesiapan mereka untuk mewakafkan tanah atau bangunan madrasah. Oleh karena itu, disarankan adanya panduan pengelolaan wakaf yang jelas untuk meningkatkan kolaborasi antara madrasah tahfiz dan institusi wakaf, sehingga potensi wakaf dapat dimaksimalkan secara lebih efektif.
Sementara
itu pembicara kedua, Dr. Nur Zainatul Nadra Binti Zainol mempresentasikan paper
yang berjudul: “Balancing Tradition and
Faith: The Heritage-Maqasid Shariah Dilemma in Johor’s Kuda Kepang Performance”.
Penelitian tersebut mengkaji
dinamika pertunjukan kuda kepang di Johor melalui pendekatan kualitatif.
Observasi dilakukan terhadap kelompok kuda kepang yang aktif mempromosikan
kegiatan mereka melalui media sosial seperti Facebook, YouTube, dan TikTok.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa persembahan kuda kepang kembali populer di
masyarakat karena kemampuannya beradaptasi dengan teknologi modern.
Kelompok-kelompok kuda kepang menggunakan platform digital untuk menyebarkan
informasi dan mempromosikan aktivitas mereka, termasuk melalui poster digital
yang disebarluaskan secara daring. Hal ini menunjukkan transformasi tradisi
budaya yang mengikuti perkembangan zaman.
Temuan penelitian ini menyoroti pentingnya keseimbangan antara pelestarian tradisi budaya dan ketaatan terhadap prinsip-prinsip Maqasid Syariah. Penggunaan media sosial oleh pengamal kuda kepang menjadi langkah strategis untuk mempertahankan relevansi budaya di era digital, namun tetap harus diarahkan pada tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Sebagaimana dijelaskan Dr. Nadra, kelompok-kelompok ini perlu memanfaatkan kemajuan teknologi secara bijak untuk melaksanakan dakwah melalui seni budaya, menjauhi unsur-unsur yang bertentangan dengan syariat. Pendekatan ini diharapkan dapat memperkuat nilai-nilai amar ma’ruf nahi munkar dalam pelestarian warisan budaya Islam-Melayu.
Pembicara ketiga, Dr. Wan Ainaa Mardhiah Binti Wan Zahari, dalam kajiannya yang berjudul,
“Halal TVET: A New Concept of TVET
Integration for Halal Industries in Malaysia”, memperkenalkan konsep
integrasi pendidikan teknis dan kejuruan (Technical
and Vocational Education and Training/TVET) ke dalam sektor industri halal
di Malaysia. TVET merupakan proses pendidikan dan pelatihan yang berorientasi
pada karier dengan penekanan utama pada praktik industri. Pendekatan ini
bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dalam bidang spesifik,
dengan standar keahlian yang diakui secara profesional. Konsep Halal TVET
menggabungkan komponen-komponen praktis, keterampilan psikomotor, dan pelatihan
industri dengan prinsip-prinsip Syariah sebagai landasan utamanya.
Kajian ini menegaskan bahwa Halal TVET berpotensi merevolusi industri halal di Malaysia dengan menjembatani kesenjangan antara keterampilan teknis dan kepatuhan terhadap Syariah. Integrasi ini tidak hanya memastikan keberlanjutan industri halal, tetapi juga mendorong keunggulan dan daya saingnya di tingkat global. Dengan pendekatan ini, Halal TVET diharapkan mampu mencetak tenaga kerja yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga memahami dan menerapkan prinsip-prinsip Syariah dalam praktik profesional mereka, sehingga mendukung perkembangan industri halal yang berkelanjutan dan beretika.
Melalui
seminar ini, STAIN Kepri telah mengambil langkah strategis untuk memperkuat
kajian akademik berbasis nilai-nilai Islam dan budaya Melayu, sekaligus membuka
peluang kolaborasi lintas negara dalam penelitian dan pengembangan. Seminar ini
diharapkan menjadi momentum awal untuk mendorong pengaplikasian kajian
Islam-Melayu yang relevan dan solutif, sehingga mampu memberikan kontribusi
nyata dalam membentuk masyarakat yang harmonis, inovatif, dan berdaya saing
tinggi. Keberlanjutan acara serupa di masa depan diharapkan dapat semakin
memperkaya wawasan akademisi, praktisi, dan masyarakat umum, serta memperkokoh
identitas Islam-Melayu di kancah global. (luluk)
Konferensi Internasional Islam dan Melayu di STAIN Kepri: Sinergi Akademik Lintas Negara
Pengumuman Hasil SKD CPNS Kemenag STAIN Sultan Abdurrahman Kepri