السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Islam dan Melayu: Ketua STAIN Kepri Soroti Harmoni Sejarah dalam Keynote Speech IMSIC 2024

  • 19 November 2024
  • Oleh: Humas STAIN Kepri
  • 61
Berita Utama

Bintan, Kampus Bersendikan Wahyu Berteraskan IlmuSekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau sukses menggelar seminar internasional bertajuk The 1st Islamic and Malay Studies International Conference (IMSIC) pada Selasa, 19 November 2024. Acara perdana ini berlangsung di Auditorium Razali Jaya, Kampus STAIN Sultan Abdurrahman, dan menghadirkan Ketua STAIN, Dr. Muhammad Faisal, M.Ag., sebagai keynote speaker. 

Dalam pidato pembukaannya, Dr. Faisal menekankan pentingnya seminar internasional ini sebagai sarana untuk mempererat kerja sama internasional, memperluas wawasan tentang Islam dan budaya Melayu, serta memperkuat kontribusi akademis dalam pengembangan masyarakat.

"Seminar ini menjadi momen strategis untuk membahas hubungan antara Islam dan budaya Melayu yang tidak hanya mencerminkan identitas masyarakat, tetapi juga memberikan pengaruh besar terhadap peradaban dan pembangunan sumber daya manusia di masa kini dan mendatang," ujar Dr. Faisal.


Dalam keynote speech-nya, Dr. Faisal menjelaskan bagaimana kawasan Melayu menjadi pusat kearifan lokal yang unik, dengan penyebaran Islam yang berlangsung secara damai selama lebih dari lima abad. Ia memaparkan bahwa Islamisasi di kawasan Melayu berjalan melalui adaptasi yang harmonis tanpa kekerasan, berbeda dengan wilayah lain yang sering melibatkan konflik militer. 

Dr. Faisal juga menguraikan tujuh faktor utama yang menjadikan Islam menarik bagi masyarakat Melayu diantarnya; kemudahan praktik ajaran Islam, hubungan Islam dengan kekayaan melalui interaksi perdagangan,kejayaan militer umat muslim yang dihormati, pengenalan sistem tulisan ke wilayah yang sebelumnya tidak mengenal aksara, pengajaran hafalan Al-Qur'an untuk ibadah, kemampuan penyembuhan tokoh-tokoh Islam yang menarik perhatian masyarakat, ajaran moral Islam yang menawarkan keselamatan dunia dan akhirat.

Seminar ini dihadiri oleh berbagai tokoh akademik, termasuk perwakilan dari Universitas Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM) seperti Encik Mustafahudin, Dr. Nadrah, Dr. Marpuah, dan Dr. Anna. Selain itu, hadir pula narasumber dari berbagai negara seperti Singapura, Australia, dan Indonesia. 

Lebih lanjut, Dr. Faisal juga menyoroti pentingnya penguatan publikasi ilmiah. Ia mendorong para akademisi untuk meningkatkan diseminasi hasil penelitian melalui jurnal-jurnal ilmiah STAIN Kepri dan kerja sama dengan institusi internasional seperti UTHM. 

“Publikasi hasil penelitian sangat penting untuk memperluas wawasan, mendukung pengambilan kebijakan berbasis data, serta memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat global,” ujar Dr. Faisal. 

Seminar yang bertujuan untuk memperkaya kajian Islam dan Melayu ini diharapkan menjadi agenda tahunan yang mampu menciptakan kolaborasi lintas negara. (luluk/Gby)