السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Bintan, Kampus Bersendikan Wahyu Berteraskan Ilmu – Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau sukses menggelar seminar internasional bertajuk The 1st Islamic and Malay Studies International Conference (IMSIC) pada Selasa, 19 November 2024. Acara perdana ini berlangsung di Auditorium Razali Jaya, Kampus STAIN Sultan Abdurrahman, dan menghadirkan Ketua STAIN, Dr. Muhammad Faisal, M.Ag., sebagai keynote speaker.
Dalam
pidato pembukaannya, Dr. Faisal menekankan pentingnya seminar internasional ini
sebagai sarana untuk mempererat kerja sama internasional, memperluas wawasan
tentang Islam dan budaya Melayu, serta memperkuat kontribusi akademis dalam
pengembangan masyarakat.
"Seminar ini menjadi momen strategis untuk membahas hubungan antara Islam dan budaya Melayu yang tidak hanya mencerminkan identitas masyarakat, tetapi juga memberikan pengaruh besar terhadap peradaban dan pembangunan sumber daya manusia di masa kini dan mendatang," ujar Dr. Faisal.
Dalam
keynote speech-nya, Dr. Faisal
menjelaskan bagaimana kawasan Melayu menjadi pusat kearifan lokal yang unik,
dengan penyebaran Islam yang berlangsung secara damai selama lebih dari lima
abad. Ia memaparkan bahwa Islamisasi di kawasan Melayu berjalan melalui
adaptasi yang harmonis tanpa kekerasan, berbeda dengan wilayah lain yang sering
melibatkan konflik militer.
Dr.
Faisal juga menguraikan tujuh faktor utama yang menjadikan Islam menarik bagi
masyarakat Melayu diantarnya; kemudahan praktik ajaran Islam, hubungan Islam
dengan kekayaan melalui interaksi perdagangan,kejayaan militer umat muslim yang
dihormati, pengenalan sistem tulisan ke wilayah yang sebelumnya tidak mengenal
aksara, pengajaran hafalan Al-Qur'an untuk ibadah, kemampuan penyembuhan
tokoh-tokoh Islam yang menarik perhatian masyarakat, ajaran moral Islam yang
menawarkan keselamatan dunia dan akhirat.
Seminar
ini dihadiri oleh berbagai tokoh akademik, termasuk perwakilan dari Universitas
Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM) seperti Encik Mustafahudin, Dr. Nadrah, Dr.
Marpuah, dan Dr. Anna. Selain itu, hadir pula narasumber dari berbagai negara
seperti Singapura, Australia, dan Indonesia.
Lebih
lanjut, Dr. Faisal juga menyoroti pentingnya penguatan publikasi ilmiah. Ia
mendorong para akademisi untuk meningkatkan diseminasi hasil penelitian melalui
jurnal-jurnal ilmiah STAIN Kepri dan kerja sama dengan institusi internasional
seperti UTHM.
“Publikasi
hasil penelitian sangat penting untuk memperluas wawasan, mendukung pengambilan
kebijakan berbasis data, serta memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat
global,” ujar Dr. Faisal.
Seminar
yang bertujuan untuk memperkaya kajian Islam dan Melayu ini diharapkan menjadi
agenda tahunan yang mampu menciptakan kolaborasi lintas negara. (luluk/Gby)
Konferensi Internasional Islam dan Melayu di STAIN Kepri: Sinergi Akademik Lintas Negara
Pengumuman Hasil SKD CPNS Kemenag STAIN Sultan Abdurrahman Kepri