السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Bintan – Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau perlu memiliki perencanaan bidang keistimewaan agar bisa menjadi pembeda bagi perguruan tinggi agama Islam negeri lainnya di Indonesia. Hal itu disampaikan oleh Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama, Agus Sholeh, dalam kegiatan Ngobrol Pendidikan Islam (Ngopi) di STAIN Sultan Abdurrahman Kepri, Selasa (11/12/2018).
Ia mengatakan, karakteristik Islam di Indonesia berbeda dengan di beberapa negara tetangga, seperti di Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Di sana, kajian keislaman hanya mengenal satu mazhab fikih, yakni syafiiyah, sedangkan di Indonesia, diskusi keagamaan begitu terbuka.
“Itu yang membedakan kita dengan beberapa negara lain. Sehingga, Kemenag tidak terlalu merekomendasikan bagi penerima beasiswa untuk kajian keagamaan di daerah ASEAN. Karena itu, STAIN Kepri harus berbeda dengan PTKIN yang di Jawa. Manfaatkan supaya bisa jadi kiblat kajian Islam di ASEAN,” ujar presentasi yang berjudul “STAIN Kepri, Fa Aina Tadzhabu?”.
Ia berharap, STAIN ini juga bisa segera menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN). Pengembanga ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan kemajuan khazanah keilmuan Islam. Ia berharap akreditasi juga ditingkatkan. “Saat ini tiga prodi sudah B dan mudah-mudahan nanti yang satu lagi juga bisa segera reakreditasi menjadi B juga,” katanya penuh harap.
Sebelumnya, Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan irektorat Pendidikan Agama Islam Kemenag RI, Safriansyah, mengatakan, tak menduga jika STAIN Sultan Abdurrahman Kepri telah memiliki gedung dengan auditorium yang cukup megah. Awalnya ia membayangkan bahwa STAIN ini memiliki sarana yang masih kecil.
“Sebelum saya sampai, saya membayangkan STAIN Kepri ini seperti menggunakan ruko. Ternyata, setelah sampai ke sini, penilaian saya salah. Saya melihat ini adalah perencaan yang baik yang telah dilakukan oleh pihak yayasan untuk mempersiapkan STAIN,” ujarnya.
Meski demikian, ia mengaku belum bisa memberikan bantuan program pembangunan sarana karena kendala administrasi dan teknis. Sebab, perencanaan yang dilakukan di Kemenag juga harus dikoordinasikan dengan Bappenas. Ia juga berharap agar persyaratan administrasi yang diperlukan untuk pembangunan sarana dan prasana di STAIN dipersiapkan dengan baik.
Sementara Ketua STAIN Sultan Abdurrahman, Muhammad Faisal, dalam sambutannya mengatakan, saat ini ada empat program studi yang telah eksis di STAIN Sultan Abdurrahman Kepri dan sedang proses penambahan empat studi baru, yakni program studi Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUDI), Manajemen Bisnis Syariah (MBS) dan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI).
“Masterplan pembangunan juga sudah disiapkan. Semua perencanaan pengembangan STAIN telah rancang sebaik mungkin yang memadukan antara keilmuan, keislaman dan kemelayuan,” ujar dia lagi. Ia juga optimistis STAIN Kepri bisa menjadi kiblat bagi pusat studi Islam di Asia Tenggara. {abd/ex]
STAIN Kepri dan RRI Tanjungpinang Perkuat Sinergi melalui Diskusi Pelaksanaan MoU dan PKS
Kabag AUAK STAIN Kepri Tegaskan Komitmen untuk Kemajuan Kampus pada Apel Senin Pagi
KSR PMI STAIN Kepri Berkontribusi dalam Siaga Natal dan Tahun Baru
Pelamar Lulus PPPK Kementerian Agama Tahun 2024 STAIN Kepri