السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Siap Bertransformasi Menuju IAIN, STAIN SAR Kepri Gelar Kuliah Umum Bersama Kepala Biro Ortala Kemenag RI

  • 07 November 2025
  • Oleh: Humas STAIN Kepri
  • 73
Berita Utama

Bintan, Kampus Bersendikan Wahyu Berteraskan Ilmu — Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau menggelar Kuliah Umum bertema “Pengembangan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di Era Society 5.0” pada Jumat (7/11/2025) di Auditorium Razali Jaya, Kampus STAIN SAR Kepri.

Kegiatan ini menghadirkan Dr. Drs. Nur Arifin, M.Pd., Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana (Ortala) Kementerian Agama Republik Indonesia, sebagai narasumber utama. Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tanjungpinang, Kepala Kemenag Kabupaten Bintan, perwakilan dari Kanwil Kemenag Provinsi Kepulauan Riau, serta jajaran pimpinan STAIN SAR Kepri, dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa.

Dalam sambutannya, Ketua STAIN SAR Kepri, Dr. H. Muhammad Faisal, M.Ag., menyampaikan capaian signifikan kampus dalam pengembangan kelembagaan dan peningkatan mutu akademik. Sejak bertransformasi menjadi perguruan tinggi negeri pada tahun 2017, STAIN SAR Kepri menunjukkan kemajuan pesat baik dari sisi jumlah mahasiswa, program studi, maupun sumber daya dosen.

“Alhamdulillah, dalam delapan tahun terakhir jumlah mahasiswa kita meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini STAIN SAR Kepri memiliki 11 program sarjana dan 1 program magister, serta sedang memproses penambahan dua program studi baru yakni magister Studi Islam dan Program PPG Pendidikan Agama Islam. Dari sisi sumber daya manusia, dosen kami telah berkualifikasi S2 dan S3, dengan rasio dosen dan mahasiswa yang ideal sesuai standar Kemenag,” ungkap Faisal.


Ia menambahkan bahwa STAIN SAR Kepri tengah menyiapkan milestone pengembangan kelembagaan menuju fase transformasi menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau, dengan tahapan kreasi, eksistensi, inovasi, dan rekognisi hingga tahun 2030. Selain peningkatan akademik, kampus juga menonjolkan distingsi nilai-nilai kemelayuan, yang menjadi ciri khas pendidikan Islam di wilayah perbatasan.

“Kampus kita berdiri di bumi Melayu yang kaya akan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. Karena itu, penguatan identitas kemelayuan menjadi pondasi penting dalam pengembangan konsep akademik, kemahasiswaan, dan pengabdian masyarakat,” tambahnya.

Sementara itu, Dr. Drs. Nur Arifin, M.Pd. dalam kuliah umumnya menegaskan bahwa transformasi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) harus adaptif terhadap perubahan global, terutama dalam konteks digitalisasi dan integrasi nilai-nilai keislaman dengan kemajuan teknologi.


“Era Society 5.0 menuntut perguruan tinggi untuk tidak hanya mencetak lulusan yang cerdas intelektual, tetapi juga memiliki kecerdasan spiritual dan sosial. Pendidikan tinggi keagamaan Islam harus mampu melahirkan generasi yang berfikir kritis, adaptif terhadap teknologi, namun tetap berakar pada nilai-nilai Islam wasathiyah,” tegasnya.

Dalam paparannya, Nur Arifin menjelaskan arah kebijakan Kementerian Agama terkait perubahan bentuk dan peningkatan status PTKI di seluruh Indonesia. Ia mencontohkan bahwa proses transformasi dari sekolah tinggi menjadi institut atau universitas merupakan bagian dari penguatan kualitas pendidikan tinggi keagamaan.

“Transformasi kelembagaan adalah keniscayaan. Dari sekolah tinggi menuju institut, dari institut menuju universitas, semuanya diarahkan untuk memperkuat mutu pendidikan dan daya saing global. Kami berharap STAIN Sultan Abdurrahman dapat segera naik status menjadi institut, karena secara kapasitas sudah sangat layak,” ujarnya.


Lebih jauh, Nur Arifin menyoroti pentingnya kolaborasi antarperguruan tinggi keagamaan dan penguatan literasi digital bagi dosen serta mahasiswa. Menurutnya, keberhasilan transformasi tidak hanya diukur dari sisi administratif, tetapi juga sejauh mana civitas academica mampu berinovasi dan beradaptasi dengan tuntutan zaman.

“Dosen dan mahasiswa perlu membangun budaya berpikir kritis dan reflektif. Islam Indonesia yang berkarakter wasathiyah harus menjadi inspirasi dunia, termasuk melalui lembaga pendidikan seperti STAIN Sultan Abdurrahman Kepri,” pungkasnya.

Kuliah umum tersebut menjadi momentum penting bagi STAIN SAR Kepri untuk memperkuat arah pengembangan kelembagaan menuju perguruan tinggi Islam unggul dan berdaya saing global dengan tetap berakar pada nilai-nilai keislaman dan budaya Melayu. (LF)