السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Kepala Laboratorium Keagamaan STAIN SAR Kepri Tekankan Urgensi Fardu Kifayah sebagai Kompetensi Dasar Mahasiswa KKN

  • 03 Juli 2025
  • Oleh: Humas STAIN Kepri
  • 114
Berita Utama

Bintan, Kampus Bersendikan Wahyu Berteraskan Ilmu — Kepala Laboratorium Kompetensi Keagamaan Terpadu Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau, Saepuddin, M.Ag., memberikan pembinaan dan pelatihan langsung kepada 360 mahasiswa peserta praktik Fardu Kifayah yang dilaksanakan pada Kamis, 3 Juli 2025 di Laboratorium Keagamaan STAIN Kepri. Kegiatan ini merupakan program wajib sebelum mahasiswa menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di tengah masyarakat.

Dalam arahannya, Saepuddin menegaskan bahwa pelatihan Fardu Kifayah bukan hanya menjadi agenda pelengkap, melainkan bentuk penguatan kompetensi dasar keagamaan yang harus dimiliki setiap mahasiswa STAIN Kepri.

“Ini bukan sekadar praktik akademik, tetapi wujud tanggung jawab sosial-keagamaan mahasiswa sebagai calon sarjana dari perguruan tinggi keislaman,” ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa praktik penyelenggaraan jenazah—seperti memandikan, mengkafani, menyalatkan, hingga memakamkan—merupakan bagian dari kewajiban kolektif (fardu kifayah) yang sering kali dihadapi masyarakat. Oleh karena itu, mahasiswa dituntut siap secara mental dan teknis, terutama saat terjun ke masyarakat melalui program KKN.

“Sering kali mahasiswa STAIN diminta oleh warga untuk memimpin prosesi jenazah. Kalau mereka tidak siap, maka itu menjadi catatan buruk bagi institusi,” ujarnya.


Saepuddin juga membagikan pengalaman bahwa ketidaksiapan mahasiswa dalam menghadapi kondisi seperti ini dapat menimbulkan ketegangan antara kampus dan masyarakat. Oleh karena itu, sejak tahun ini, praktik Fardu Kifayah dijadikan syarat administratif untuk mengikuti KKN dan seminar skripsi.

Selain praktik jenazah, laboratorium keagamaan juga memiliki program wajib lainnya, seperti pembinaan baca tulis Al-Qur’an, pelatihan menjadi khatib Jumat, dan pelatihan doa harian. Semua ini merupakan bagian dari pembentukan karakter religius mahasiswa STAIN Kepri agar mampu tampil sebagai pelayan umat yang tangguh, berilmu, dan berakhlak.

Dengan gaya penyampaian yang komunikatif, Saepuddin juga memotivasi mahasiswa untuk aktif bertanya, berani tampil, dan tidak malu dalam mengasah kemampuan. Ia menekankan bahwa pemahaman terhadap praktik Fardu Kifayah tidak hanya untuk menjawab kebutuhan akademik, tetapi juga untuk menjawab harapan masyarakat terhadap peran sosial lulusan STAIN.

“Kalau nanti di lapangan ada yang wafat, masyarakat tidak akan peduli dari prodi apa Anda berasal. Yang mereka butuhkan adalah siapa yang bisa menyolatkan dan menyempurnakan hak-hak jenazah. Di situlah peran mahasiswa STAIN diuji,” tutupnya.

Kegiatan ini menjadi bagian dari penguatan nilai-nilai keislaman berbasis praksis di STAIN Sultan Abdurrahman Kepri, sekaligus refleksi atas komitmen kampus dalam mencetak lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga siap mengabdi sebagai agen dakwah yang solutif dan berintegritas tinggi di tengah masyarakat. (LF/Gby)