السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Bintan, Kampus Bersendikan Wahyu Berteraskan Ilmu — Kepala Laboratorium Kompetensi Keagamaan Terpadu Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau, Saepuddin, M.Ag., memberikan pembinaan dan pelatihan langsung kepada 360 mahasiswa peserta praktik Fardu Kifayah yang dilaksanakan pada Kamis, 3 Juli 2025 di Laboratorium Keagamaan STAIN Kepri. Kegiatan ini merupakan program wajib sebelum mahasiswa menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di tengah masyarakat.
Dalam
arahannya, Saepuddin menegaskan bahwa pelatihan Fardu Kifayah bukan hanya
menjadi agenda pelengkap, melainkan bentuk penguatan kompetensi dasar keagamaan
yang harus dimiliki setiap mahasiswa STAIN Kepri.
“Ini
bukan sekadar praktik akademik, tetapi wujud tanggung jawab sosial-keagamaan
mahasiswa sebagai calon sarjana dari perguruan tinggi keislaman,” ungkapnya.
Ia
menjelaskan bahwa praktik penyelenggaraan jenazah—seperti memandikan,
mengkafani, menyalatkan, hingga memakamkan—merupakan bagian dari kewajiban
kolektif (fardu kifayah) yang sering kali dihadapi masyarakat. Oleh karena itu,
mahasiswa dituntut siap secara mental dan teknis, terutama saat terjun ke
masyarakat melalui program KKN.
“Sering kali mahasiswa STAIN diminta oleh warga untuk memimpin prosesi jenazah. Kalau mereka tidak siap, maka itu menjadi catatan buruk bagi institusi,” ujarnya.
Saepuddin
juga membagikan pengalaman bahwa ketidaksiapan mahasiswa dalam menghadapi
kondisi seperti ini dapat menimbulkan ketegangan antara kampus dan masyarakat.
Oleh karena itu, sejak tahun ini, praktik Fardu Kifayah dijadikan syarat
administratif untuk mengikuti KKN dan seminar skripsi.
Selain
praktik jenazah, laboratorium keagamaan juga memiliki program wajib lainnya,
seperti pembinaan baca tulis Al-Qur’an, pelatihan menjadi khatib Jumat, dan
pelatihan doa harian. Semua ini merupakan bagian dari pembentukan karakter
religius mahasiswa STAIN Kepri agar mampu tampil sebagai pelayan umat yang
tangguh, berilmu, dan berakhlak.
Dengan
gaya penyampaian yang komunikatif, Saepuddin juga memotivasi mahasiswa untuk
aktif bertanya, berani tampil, dan tidak malu dalam mengasah kemampuan. Ia
menekankan bahwa pemahaman terhadap praktik Fardu Kifayah tidak hanya untuk
menjawab kebutuhan akademik, tetapi juga untuk menjawab harapan masyarakat
terhadap peran sosial lulusan STAIN.
“Kalau
nanti di lapangan ada yang wafat, masyarakat tidak akan peduli dari prodi apa
Anda berasal. Yang mereka butuhkan adalah siapa yang bisa menyolatkan dan
menyempurnakan hak-hak jenazah. Di situlah peran mahasiswa STAIN diuji,”
tutupnya.
Kegiatan
ini menjadi bagian dari penguatan nilai-nilai keislaman berbasis praksis di
STAIN Sultan Abdurrahman Kepri, sekaligus refleksi atas komitmen kampus dalam
mencetak lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga siap
mengabdi sebagai agen dakwah yang solutif dan berintegritas tinggi di tengah
masyarakat. (LF/Gby)
Apel Pagi STAIN SAR Kepri, Ketua Tegaskan Budaya Disiplin, Integritas dan Kepedulian
Penerimaan Tamu Racana Angkatan IX STAIN Kepri: Kokohkan Persaudaraan dengan Semangat Totalitas