السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Bintan, Kampus Bersendikan Wahyu Berteraskan Ilmu — Seluruh mahasiswa semeseter enam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau mengikuti kegiatan praktik Fardu Kifayah sebagai syarat wajib sebelum melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis, 3 Juli 2025 di Laboratorium Kompetensi Keagamaan Terpadu STAIN Kepri.
Pelatihan
Fardu Kifayah ini dibuka secara resmi oleh Ketua STAIN Kepri, Dr. H. Muhammad
Faisal, M.Ag., dan dihadiri oleh Kepala Laboratorium, Saepuddin, M.Ag., beserta
para dosen pembimbing praktik. Kegiatan ini dirancang untuk membekali mahasiswa
dengan keterampilan praktis dalam menangani proses pengurusan jenazah sesuai
dengan tuntunan syariat Islam, sekaligus mempersiapkan mereka menghadapi
situasi sosial-keagamaan di tengah masyarakat saat pelaksanaan KKN.
Dalam
sambutannya, Ketua STAIN Kepri menegaskan bahwa praktik Fardu Kifayah bukan
sekadar pelatihan teknis, melainkan bagian integral dari kompetensi keagamaan
mahasiswa. Ia mengatakan bahwa Fardu Kifayah merupakan kewajiban kolektif umat
Islam yang sangat relevan di masyarakat.
“Mahasiswa STAIN harus siap mental dan fisik untuk tampil sebagai pelayan umat yang memahami tata cara pengurusan jenazah secara benar dan sesuai tuntunan,” tegasnya.
Materi
yang diberikan meliputi teori dan praktik teknis, seperti tata cara memandikan
jenazah laki-laki dan perempuan, mengkafani, menshalatkan, serta memakamkan
jenazah dalam berbagai kondisi—termasuk jenazah anak-anak, korban penyakit
menular, hingga jenazah tidak utuh. Selain itu, peserta juga diberi pemahaman
tentang etika dan adab dalam menghadapi keluarga duka, serta cara menyampaikan
informasi kepada masyarakat saat prosesi pemakaman berlangsung.
Para
narasumber juga menjelaskan bagaimana menghadapi situasi-situasi sensitif,
seperti perbedaan tradisi lokal, posisi jenazah dalam liang lahat, bacaan yang
sesuai saat menyolatkan, serta prosedur membawa jenazah. Bahkan, mahasiswa
dilatih menghadapi kemungkinan menjadi perwakilan keluarga dalam menyampaikan
informasi kematian kepada masyarakat, sebuah tugas sosial-keagamaan yang tidak
jarang dibebankan kepada mahasiswa STAIN selama KKN.
“Dengan
pembekalan ini, mahasiswa diharapkan tidak hanya mampu secara akademik, tetapi
juga tanggap secara spiritual dan sosial di lapangan. Kita ingin mahasiswa
mampu menjadi solusi, bukan penonton, ketika masyarakat membutuhkan panduan
dalam mengurus jenazah,” ujar Saepuddin, M.Ag., selaku Kepala Laboratorium.
Mahasiswa
diberikan ruang untuk bertanya dan berlatih secara langsung di bawah bimbingan
para ustaz dan ustazah dari Laboratorium Keagamaan STAIN Kepri. Kegiatan ini
akan dinilai sebagai salah satu prasyarat administratif untuk mengikuti KKN dan
seminar proposal skripsi.
Penyelenggaraan
praktik Fardu Kifayah ini sekaligus meneguhkan peran STAIN Kepri sebagai
institusi pendidikan tinggi keagamaan yang tidak hanya mengedepankan pencapaian
akademik, tetapi juga memprioritaskan pembentukan kompetensi religius dan
sosial mahasiswa. Melalui kegiatan berbasis realitas sosial ini, diharapkan
mahasiswa mampu tampil sebagai figur yang solutif, memiliki empati tinggi, dan
siap menjadi pelayan umat yang sigap serta berakhlak mulia di tengah
masyarakat. (LF/Gby)
Apel Pagi STAIN SAR Kepri, Ketua Tegaskan Budaya Disiplin, Integritas dan Kepedulian
Penerimaan Tamu Racana Angkatan IX STAIN Kepri: Kokohkan Persaudaraan dengan Semangat Totalitas