السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ketua STAIN SAR Kepri: Praktik Fardu Kifayah adalah Wujud Tanggung Jawab Mahasiswa sebagai Pelayan Umat

  • 03 Juli 2025
  • Oleh: Humas STAIN Kepri
  • 86
Berita Utama

Bintan, Kampus Bersendikan Wahyu Berteraskan Ilmu — Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau, Dr. H. Muhammad Faisal, M.Ag., secara resmi membuka kegiatan Praktik Fardu Kifayah bagi mahasiswa yang akan mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tahun 2025. Kegiatan ini digelar pada Kamis, 3 Juli 2025 di Laboratorium Kompetensi Keagamaan Terpadu STAIN Kepri dan diikuti oleh seluruh mahasiswa semester enam dari berbagai program studi.

Dalam sambutannya, Dr. Muhammad Faisal menekankan bahwa pelatihan Fardu Kifayah bukan hanya kewajiban administratif, melainkan bagian penting dari pembentukan karakter dan kepekaan sosial mahasiswa. Ia menjelaskan bahwa sebagai calon sarjana dari perguruan tinggi keagamaan, mahasiswa STAIN Kepri harus memiliki kesiapan tidak hanya dari sisi keilmuan, tetapi juga dalam menjalankan fungsi sosial dan keagamaan di tengah masyarakat.

“Fardu Kifayah adalah ibadah kolektif yang wajib dikuasai oleh setiap mahasiswa. Kegiatan ini bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk pelatihan yang sangat kontekstual dengan peran yang akan diemban mahasiswa di lapangan. Ketika KKN nanti, masyarakat tidak akan bertanya Anda dari prodi apa, tapi apakah Anda bisa membantu menyolatkan jenazah, atau membimbing proses pemakaman. Inilah bentuk pelayanan umat yang sesungguhnya,” ujar beliau.

Ia juga mengingatkan bahwa praktik ini merupakan bagian dari pembentukan mental dan empati sosial mahasiswa agar mampu hadir di tengah masyarakat sebagai pribadi yang solutif. Dalam pelaksanaan KKN, mahasiswa sering kali diminta oleh masyarakat untuk menangani berbagai persoalan keagamaan, termasuk pengurusan jenazah, sehingga keterampilan fardu kifayah menjadi hal mutlak yang harus dikuasai.


Ketua STAIN Kepri juga mendorong mahasiswa agar mengikuti pelatihan ini dengan serius dan penuh tanggung jawab, karena menjadi syarat utama untuk mengikuti KKN dan seminar proposal skripsi. Beliau mengapresiasi peran para ustaz dan ustazah dari Laboratorium Keagamaan yang telah merancang materi pelatihan mencakup praktik memandikan jenazah, mengkafani, menyolatkan, hingga pemakaman dalam berbagai kondisi.

"Harapan kita, mahasiswa STAIN Kepri mampu tampil sebagai pribadi yang kuat secara spiritual, matang secara emosional, dan tangguh secara sosial. Melalui kegiatan ini, kita wujudkan komitmen institusi untuk mencetak lulusan yang siap menjadi pelayan umat, bukan sekadar penonton dalam dinamika masyarakat,” tutup Dr. Faisal sebelum secara resmi membuka kegiatan pelatihan.

Dengan pelaksanaan praktik ini, STAIN Kepri terus mengokohkan dirinya sebagai perguruan tinggi keagamaan yang mengintegrasikan ilmu, iman, dan amal dalam sistem pendidikannya, serta menyiapkan mahasiswa menjadi agen perubahan berbasis nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin. (LF/Gby)