السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Bintan, Kampus Bersendikan Wahyu Berteraskan Ilmu — Hari kedua pelaksanaan The 2nd Islamic and Malay Studies International Conference (IMSIC) 2025 di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau menghadirkan akademisi internasional, Dr. Jan A. Ali dari Western Sydney University, Australia, sebagai invited speaker. Kegiatan ilmiah bertaraf internasional ini berlangsung pada Rabu, 12 November 2025 di Auditorium Razali Jaya, Kampus STAIN SAR Kepri, Bintan, dengan fokus pembahasan mengenai “Character Education in the Context of Islam: Between Ideals and Reality.”
Dalam
paparannya, Dr. Jan A. Ali menjelaskan bahwa karakter merupakan cerminan
kepribadian manusia yang terbentuk dari gabungan antara pikiran, perasaan, dan
perilaku. Dalam pandangan Islam, pembentukan karakter tidak sekadar proses
moral, melainkan bagian integral dari kesadaran beragama (God-consciousness).
“Islam
menempatkan pembentukan karakter sebagai inti dari kehidupan beragama. Melalui
kesadaran spiritual dan tindakan yang baik, manusia dapat membangun kehidupan
yang bermakna dan berkeadaban,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Dr. Ali mengemukakan kritik terhadap sistem pendidikan Muslim di Australia yang dinilainya belum sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai Islam dalam pembentukan karakter peserta didik. Ia berpendapat bahwa pendidikan moral di sekolah-sekolah Muslim di Australia masih bersifat insidental, belum terintegrasi secara menyeluruh dalam kurikulum berbasis Islam.


“Banyak
sekolah Islam di Australia mengadopsi pendekatan sekuler dengan fokus utama
pada persiapan kerja, bukan pada penguatan moral dan spiritual. Akibatnya, visi
dan misi pendidikan yang diusung belum sepenuhnya terealisasi,” tegasnya.
Dalam
sesi tersebut, Dr. Ali menegaskan bahwa Al-Qur’an telah memberikan teladan
sempurna tentang karakter mulia melalui pribadi Nabi Muhammad SAW. Ia mengutip
beberapa ayat Al-Qur’an, di antaranya QS. Al-Qalam: 4 yang menyebutkan “Dan
sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar memiliki akhlak yang agung”
serta QS. Al-Ahzab: 21 yang menggambarkan Rasulullah sebagai uswah hasanah
atau teladan terbaik dalam perilaku. Melalui ayat-ayat tersebut, Islam
menegaskan bahwa pendidikan karakter harus berakar pada keteladanan Nabi, kasih
sayang, dan kebijaksanaan dalam berinteraksi dengan sesama.
Dr. Ali juga menyoroti pandangan para ulama klasik seperti Imam al-Ghazali yang membedakan antara karakter bawaan (innate) dan karakter yang diperoleh (acquired). Karakter bawaan, menurutnya, merupakan potensi positif dalam diri manusia yang mendorong seseorang untuk berbuat kebajikan. Sementara karakter yang diperoleh dibentuk melalui proses belajar, pembiasaan, dan interaksi dengan individu atau lingkungan yang berakhlak. Oleh karena itu, pendidikan Islam modern harus menggabungkan dua aspek tersebut dengan pendekatan yang menyeimbangkan spiritualitas, intelektualitas, dan moralitas.


Melalui
pemaparannya, Dr. Jan A. Ali menegaskan pentingnya reorientasi pendidikan Islam
agar tidak sekadar mencetak lulusan cerdas secara akademik, tetapi juga berkarakter
kuat, beretika, dan berkepribadian Islami.
“Tantangan
utama kita hari ini bukan hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi bagaimana
menjadikan ilmu sebagai jalan untuk membentuk manusia berakhlak mulia dan sadar
akan tanggung jawab spiritualnya,” tutupnya.
Kehadiran
Dr. Jan A. Ali dalam The 2nd IMSIC 2025 menegaskan posisi STAIN Sultan
Abdurrahman Kepulauan Riau sebagai pusat kajian Islam dan Melayu yang mampu
menjadi jembatan dialog akademik lintas negara dalam memperkuat nilai-nilai
keislaman, kebudayaan, dan kemanusiaan di tengah arus globalisasi digital. (LF/Gby)
80 Paper dari 40 Kampus Nasional dan Internasional Warnai The 2nd IMSIC 2025 di STAIN SAR Kepri
TUTORIAL DAFTAR WISUDA MELALUI WEBSITE SIPENA STAINKEPRI