السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Sekjen Kemenag Paparkan Peran Agama dalam Ketahanan Pangan di Forum PaRD 2025 Istanbul, Ketua STAIN SAR Kepri Sampaikan Apresiasi

  • 09 Oktober 2025
  • Oleh: Humas STAIN Kepri
  • 17
Berita Utama

Bintan, Kampus Bersendikan Wahyu Berteraskan Ilmu — Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. Kamaruddin Amin, M.A., menjadi salah satu pembicara utama dalam PaRD Annual Forum on Religion and Sustainable Development 2025 yang digelar di Istanbul, Turki, pada 7–8 Oktober 2025. Forum bergengsi yang diinisiasi oleh Partnership on Religion and Sustainable Development (PaRD) ini mempertemukan para pemimpin lintas agama, akademisi, dan pembuat kebijakan dunia untuk membahas peran agama dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan global.

Dalam sesi bertajuk “Food Security and the Role of Religion: Lessons from Indonesia”, Prof. Kamaruddin memaparkan pengalaman Indonesia dalam mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dengan kebijakan ketahanan pangan nasional. Ia menegaskan bahwa isu pangan tidak hanya bersifat teknis dan ekonomi, tetapi juga mengandung dimensi moral dan spiritual yang mendalam.

“Menjamin setiap orang memiliki akses terhadap makanan yang aman, cukup, dan bergizi adalah tanggung jawab kemanusiaan sekaligus tanggung jawab spiritual,” ujarnya mewakili Kementerian Agama RI.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dalam perspektif Islam, konsep halalan thayyiban menjadi prinsip utama dalam membangun sistem pangan yang sehat dan berkelanjutan.

“Perintah mengonsumsi makanan yang halalan thayyiban bukan hanya menekankan aspek halal secara hukum, tetapi juga menuntut agar pangan bergizi, bermanfaat, dan ramah lingkungan,” jelasnya.

Konsep ini, lanjutnya, sejalan dengan prinsip ketahanan pangan modern yang menekankan ketersediaan, keamanan, nilai gizi, serta keberlanjutan produksi. Agama, menurutnya, berperan sebagai panduan etis sekaligus energi sosial dalam membangun sistem pangan yang berkeadilan dan berdaya tahan tinggi.

Sebagai negara multireligius, Indonesia memiliki potensi besar dalam merancang kebijakan pangan yang inklusif dan menghormati nilai-nilai etis dari berbagai agama. Kamaruddin mencontohkan peran masjid, gereja, pura, dan vihara yang selama ini aktif dalam memperkuat solidaritas sosial, terutama pada masa pandemi COVID-19. Pemerintah, tegasnya, terus memperkuat empat pilar ketahanan pangan,  ketersediaan, aksesibilitas, pemanfaatan, dan stabilitas dengan menjadikan nilai-nilai keagamaan sebagai fondasi solidaritas sosial di tengah tantangan perubahan iklim dan krisis global.

Selain itu, Indonesia juga mengambil langkah strategis melalui penguatan kerja sama internasional di bidang produk halal dengan Mutual Recognition Agreements (MRAs) untuk memperluas kepercayaan global terhadap produk halal Indonesia. Kamaruddin menegaskan bahwa etika konsumsi, kepedulian lingkungan, dan semangat sedekah lintas agama merupakan pilar penting menuju keberlanjutan pangan.

“Agama mengajarkan moderasi dan larangan pemborosan. Menghindari pemborosan pangan adalah bentuk ibadah ekologis,” tegasnya.

Di akhir paparannya, Kamaruddin mendorong pembentukan PaRD Asia sebagai wadah kolaborasi antaragama di kawasan Asia dalam bidang ketahanan pangan dan keadilan sosial.

“Asia memiliki keragaman agama dan tantangan besar dalam isu pangan. Kolaborasi lintas iman perlu terus diperkuat,” pungkasnya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau, Dr. H. Muhammad Faisal, M.Ag., menyampaikan apresiasi tinggi terhadap peran strategis Kementerian Agama dalam forum internasional tersebut. Ia menilai kehadiran Prof. Kamaruddin Amin merupakan wujud nyata diplomasi keagamaan Indonesia yang substantif dan berkelas dunia.

“Apa yang dilakukan Bapak Sekjen menjadi contoh konkret bahwa agama bukan hanya sumber nilai spiritual, tetapi juga sumber solusi bagi tantangan global seperti krisis pangan dan ketimpangan sosial,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Dr. Faisal menegaskan bahwa forum internasional seperti PaRD menjadi momentum penting untuk menegaskan peran agama dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berkeadilan dan berkemaslahatan universal.

“Kita berharap nilai-nilai keagamaan terus menjadi fondasi moral bagi perdamaian dan kesejahteraan dunia. STAIN SAR Kepri mendukung penuh upaya Kementerian Agama dalam mengarusutamakan nilai agama sebagai kekuatan transformasi global,” tutupnya.

Melalui forum PaRD 2025 di Istanbul, Indonesia kembali menunjukkan perannya sebagai salah satu negara yang mampu memadukan nilai agama dan kebijakan publik dalam pembangunan berkelanjutan. Pendekatan ini sejalan dengan visi STAIN SAR Kepri untuk meneguhkan integrasi ilmu, iman, dan amal dalam menghadapi tantangan global secara bijak dan berkeadaban.

Humas Kemenag RI