السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

STAIN SAR Kepri dan RS BAZNAS Kepri Bersinergi, Edukasi Penggunaan Antibiotik untuk Cegah Resistensi di World Pharmacist Day 2025

  • 25 September 2025
  • Oleh: Humas STAIN Kepri
  • 37
Berita Utama

Bintan, Kampus Bersendikan Wahyu Berteraskan Ilmu – Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau melalui Unit Pengumpul Zakat (UPZ) bekerja sama dengan Rumah Sehat BAZNAS Provinsi Kepulauan Riau menyelenggarakan kegiatan sosialisasi dan edukasi bertema “Edukasi Penggunaan Antibiotik Cegah Resistensi” dalam rangka memperingati World Pharmacist Day 2025. Kegiatan berlangsung di Ruang Rapat Balai Titah STAIN SAR Kepri pada Kamis (25/9/2025) dengan dihadiri mahasiswa lintas program studi.

Kegiatan menghadirkan narasumber dari Rumah Sehat BAZNAS Kepri, yakni dr. Arfan Riza dan Apt. Dhini Jiwa Rahmadhani, S.Farm., yang memberikan pemaparan komprehensif tentang urgensi penggunaan antibiotik secara bijak untuk mencegah resistensi.

Ketua UPZ STAIN SAR Kepri, Dr. Supri Yadin Hasibuan, M.Sy., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas sinergi kelembagaan ini.

“Kolaborasi bersama Rumah Sehat BAZNAS Kepri dalam momentum World Pharmacist Day menjadi wujud nyata kepedulian kampus terhadap isu kesehatan masyarakat. Edukasi penggunaan antibiotik ini sangat relevan, terutama bagi mahasiswa sebagai generasi muda yang harus memahami pentingnya pola hidup sehat dan rasionalitas dalam penggunaan obat,” ungkapnya.


Sementara itu, dr. Arfan Riza menegaskan bahwa resistensi antibiotik merupakan tantangan serius dalam dunia kesehatan global yang harus dicegah melalui edukasi berkelanjutan.

“Resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri menjadi kebal terhadap obat, sehingga penyakit semakin sulit disembuhkan. Karena itu, mahasiswa sebagai agen perubahan perlu menjadi pelopor dalam menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, khususnya terkait penggunaan antibiotik yang benar,” jelasnya.

Senada dengan itu, Apt. Dhini Jiwa Rahmadhani, S.Farm., menambahkan bahwa edukasi farmasi seperti ini penting dilakukan sejak dini di lingkungan akademik.

“Antibiotik bukan obat semua penyakit. Edukasi ini kami hadirkan agar mahasiswa memahami aturan pakai, risiko penyalahgunaan, serta peran farmasis dalam menjaga kesehatan masyarakat. Harapannya, kesadaran ini dapat mencegah timbulnya masalah resistensi di masa depan,” terangnya.


Kegiatan ditutup dengan sesi diskusi interaktif antara mahasiswa dan narasumber. Para peserta terlihat antusias menyampaikan pertanyaan seputar penggunaan antibiotik sehari-hari, peran tenaga kesehatan, hingga langkah preventif dalam menjaga kesehatan.

Melalui kegiatan ini, STAIN SAR Kepri menegaskan komitmennya untuk terus mendukung program edukasi kesehatan masyarakat melalui kolaborasi strategis dengan lembaga mitra. Edukasi penggunaan antibiotik secara rasional diharapkan menjadi kontribusi nyata kampus dalam mencegah resistensi, sekaligus memperkuat peran mahasiswa sebagai agen perubahan dalam pembangunan kesehatan nasional. (LF/Gby)