Moderasi Beragama: PBAK 2025 Mahasiswa Dibekali Nilai Toleransi

Bintan, Kampus Bersendikan Wahyu Berteraskan Ilmu — Moderasi beragama menjadi salah satu tema penting yang diangkat dalam rangkaian kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2025. Materi ini disampaikan oleh Zulfa Hudiyani, M.A., kepada para mahasiswa baru di Gedung SBSN Laboratorium Kompetensi Keagamaan Terpadu STAIN Kepri, sebagai bagian dari Pendidikan dan Latihan Dasar (DIKLATSAR).

Dalam pemaparannya, Zulfa menekankan bahwa pemahaman moderasi beragama merupakan kunci untuk menjaga harmoni di tengah keberagaman Indonesia. Mahasiswa sebagai generasi muda disebut memiliki peran strategis dalam merawat nilai-nilai toleransi dan kebersamaan.

“Moderasi beragama bukan tentang mengaburkan ajaran, tapi tentang cara kita bersikap, terbuka, toleran, dan mampu hidup berdampingan,” ujar Zulfa.

Ia juga menjelaskan bahwa nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) menjadi fondasi penting dalam pemuda pelopor moderasi, yang selaras dengan semangat moderasi dan semangat kebangsaan. Menurutnya, mahasiswa harus mampu menjadi contoh dalam kehidupan beragama yang santun dan inklusif.

Selama kegiatan, peserta terlihat antusias mengikuti sesi materi yang disampaikan secara interaktif dan penuh semangat. Pesan-pesan yang disampaikan tidak hanya menekankan pentingnya toleransi, tetapi juga mengajak mahasiswa untuk aktif menjadi pelopor kehidupan kampus yang damai dan berbudaya.

Indra Sukmana, menyebutkan bahwa topik ini dipilih sebagai upaya memperkuat karakter mahasiswa baru sejak awal. “Kami ingin membentuk mahasiswa yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga matang secara spiritual dan sosial,” ungkap Indra.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan semangat moderasi beragama yang ditanamkan melalui PBAK dan DIKLATSAR dapat terus hidup dan diterapkan, baik di lingkungan kampus maupun dalam kehidupan bermasyarakat secara luas. (Gby/Masita/MediaPBAK)