السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ketua STAIN SAR Kepri Tekankan Peran Strategis Perguruan Tinggi dalam Pembinaan Muballigh di Kepulauan Riau

  • 24 Juli 2025
  • Oleh: Humas STAIN Kepri
  • 50
Berita Utama

Bintan, Kampus Bersendikan Wahyu Berteraskan Ilmu Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau, Dr. H. Muhammad Faisal, M.Ag., menjadi narasumber dalam kegiatan Pembinaan Mubaligh pada Hari Besar Islam yang diselenggarakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Riau. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis, 24 Juli 2025, bertempat di Ruang Internasional 2, Gedung Kuliah Terpadu STAIN SAR Kepri.

Dalam paparannya, Dr. Faisal menekankan pentingnya kontribusi strategis perguruan tinggi, khususnya lembaga pendidikan tinggi Islam, dalam proses pembinaan dan pengembangan kapasitas muballigh, terutama di wilayah kepulauan. Beliau menjelaskan bahwa perguruan tinggi tidak hanya sebagai tempat pembelajaran formal, tetapi juga sebagai pusat pembinaan dakwah dan pemikiran Islam yang kontekstual dan solutif.

Lima aspek utama peran perguruan tinggi dalam pembinaan muballigh dipaparkan secara sistematis oleh Ketua STAIN SAR Kepri. Melalui pendidikan dan pembekalan ilmu agama yang komprehensif seperti Al-Qur’an, hadis, fikih, dan tasawuf, perguruan tinggi membentuk dasar keilmuan para muballigh. Kampus juga menjadi sarana pengembangan keterampilan dakwah melalui pelatihan komunikasi publik dan kepemimpinan yang relevan dengan kebutuhan zaman.


Selain itu, perguruan tinggi berperan dalam membentuk intelektual muslim yang tangguh dan mampu merespons isu-isu kontemporer secara kritis dan solutif. Dalam hal pelestarian nilai, kampus turut menjaga tradisi dan nilai-nilai Islam, termasuk kearifan lokal, melalui kajian akademik dan dialog lintas budaya yang damai.

“Pengabdian kepada masyarakat menjadi ruang aktualisasi bagi para muballigh untuk tampil sebagai katalisator perubahan dan motivator pembangunan sosial,” ujar Dr. Faisal.

Melalui pembinaan ini, Dr. Faisal menegaskan bahwa kolaborasi antara institusi pendidikan tinggi dan Kementerian Agama menjadi kunci strategis dalam melahirkan muballigh yang tidak hanya religius, tetapi juga cakap akademik, komunikatif, dan berjiwa penggerak. (LF/Gby)