Diterima Hangat oleh Lurah Kota Baru, Mahasiswa KKN STAIN SAR Kepri Siap Wujudkan Pengabdian Kontekstual

Bintan, Kampus Bersendikan Wahyu Berteraskan Ilmu — Mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok Teluk Sebong 19 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau secara resmi diterima oleh Pemerintah Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan, pada Kamis, 10 Juli 2025. Prosesi penyambutan berlangsung hangat di Balai Kelurahan Kota Baru dan dipimpin langsung oleh Lurah Kota Baru, Bagus Prasetyo.

Dalam sambutannya, Lurah menyampaikan apresiasi atas penempatan mahasiswa KKN di wilayahnya. Ia menilai bahwa program KKN bukan semata bentuk pelaksanaan tridharma perguruan tinggi, tetapi juga merupakan wujud konkret dari kepedulian sosial dan kontribusi akademisi terhadap pembangunan masyarakat.

“Kuliah Kerja Nyata ini bukan sekadar program akademik, tapi juga bentuk nyata kepedulian dan pengabdian. Selama 40 hari ke depan, kami harap ada banyak kegiatan kemasyarakatan yang bisa dilaksanakan bersama,” ungkapnya.

Lurah juga menekankan pentingnya komunikasi dan koordinasi aktif antara mahasiswa dengan aparat pemerintah kelurahan serta tokoh masyarakat setempat agar setiap program yang dijalankan berjalan dengan tertib dan relevan dengan kebutuhan warga.

“Setiap kegiatan yang dilakukan di lingkungan ini harus melalui koordinasi dengan perangkat desa. Silakan atur waktu sesuai kebutuhan, dan kami siap mendukung,” tambahnya.

Mengakhiri sambutannya, Bagus Prasetyo menyampaikan bahwa pemerintah kelurahan membuka diri sepenuhnya untuk menjadi mitra sekaligus keluarga bagi para mahasiswa selama masa pengabdian berlangsung.

“Anggap kami sebagai orang tua kalian selama berada di sini. Jika ada situasi apapun, jangan ragu untuk menyampaikan kepada kami. Kami siap membantu dan mendampingi,” tutupnya.

Kegiatan penerimaan ini turut dihadiri oleh jajaran perangkat kelurahan, tokoh masyarakat, serta seluruh anggota Kelompok KKN Teluk Sebong 19 STAIN SAR Kepri. Diharapkan, pengabdian yang dijalankan mahasiswa selama 40 hari ke depan dapat memberikan dampak positif, mempererat hubungan kelembagaan dan kemasyarakatan, serta menjadi pengalaman bermakna dalam proses pembelajaran berbasis masyarakat. (Salwa/LF/Gby)