السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Bintan, Kampus Bersendikan Wahyu Berteraskan Ilmu — Unit Studi Melayu Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau turut memberikan nuansa khas dalam penyambutan Tim Asesor Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK) pada Asesmen Lapangan (AL) Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) yang dilaksanakan pada Jumat, 4 Juli 2025. Salah satu bentuk penyambutan yang menarik perhatian adalah penampilan pantun oleh M. Khairil Ramadan di depan Gedung Kuliah Terpadu STAIN Kepri sebagai bentuk representasi budaya lokal Melayu.
Kepala
Unit Studi Melayu, Romi Aqmal, M.Si., menjelaskan bahwa penyampaian pantun
menjadi salah satu elemen penting dalam budaya Melayu yang terus dijaga
eksistensinya oleh STAIN SAR Kepri.
“Pantun
merupakan ciri khas budaya Melayu yang tidak hanya indah secara bahasa, tetapi
juga sarat makna dan nilai-nilai kearifan lokal. Tradisi ini menjadi bagian
dari jati diri kampus kita yang mengusung nilai unggul, keislaman, dan
kemelayuan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Romi Aqmal menuturkan bahwa M. Khairil Ramadan merupakan mitra kolaboratif dari Ramli Muasmara, M.Pd.I., yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Unit Studi Melayu. Keduanya berperan aktif dalam pelestarian sastra lisan Melayu, termasuk dalam penyusunan dan penyampaian pantun dalam berbagai momen akademik dan kelembagaan.
Penyambutan
bernuansa budaya ini menjadi bagian dari implementasi visi STAIN Kepri dalam
mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dan kemelayuan dalam seluruh aspek
pengelolaan institusi dan program studi. Penyematan nilai-nilai lokal, termasuk
pantun, dalam kegiatan akademik seperti akreditasi menjadi bukti konkret bahwa
STAIN Kepri menjadikan budaya Melayu sebagai elemen integral dalam penguatan
identitas kelembagaan.
Kegiatan
ini juga menjadi ajang untuk memperlihatkan sinergi antara Unit Studi Melayu, civitas
academica, dan pemangku kepentingan dalam menjunjung tinggi warisan tradisi,
sekaligus membangun suasana akademik yang inklusif, hangat, dan berkarakter.
Harapannya, asesmen lapangan ini tidak hanya menjadi momentum penilaian
administratif, tetapi juga ruang afirmasi nilai-nilai budaya dalam praktik
akademik di kampus keagamaan.
Dengan
demikian, STAIN Sultan Abdurrahman Kepri terus berkomitmen untuk menjadikan
budaya lokal sebagai ruh dari sistem pendidikan Islam yang inklusif dan
kontekstual, serta berdaya saing di tingkat nasional maupun global. (LF/Gby)
Nasaruddin Umar: Teladan Kepemimpinan Sampaikan Maaf 75 Tahun Kemenag Mengelola Haji