السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Jakarta, Kampus Bersendikan Wahyu Berteraskan Ilmu – Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau, Dr. Muhammad Faisal, M.Ag., menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pendidikan Islam 2025 yang digelar di Jakarta pada Selasa (23/1/2025). Kegiatan ini mengusung tema "Execution Matters! Beres Ya", sebagai upaya memperkuat eksekusi program strategis di bidang pendidikan Islam.
Dalam
pidato pembukaannya, Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, menegaskan pentingnya
memasukkan konsep ekoteologi dan pelestarian alam ke dalam kurikulum pendidikan
agama dan keagamaan. Ia menyampaikan tiga fokus pengembangan pendidikan agama
di masa depan, yakni isu lingkungan, toleransi, dan nasionalisme.
“Konsep 'khalifah' dalam Islam menjadi landasan moral untuk mengajarkan siswa menjaga lingkungan hidup. Al-Qur'an dan hadis memberikan pesan tegas untuk tidak merusak bumi,” ujar Menag.
Ia
menambahkan bahwa pendekatan ekoteologi, yang mengintegrasikan nilai-nilai
agama dengan pelestarian alam, harus menjadi bagian integral dari sistem
pendidikan agama di Indonesia.
Selain
isu lingkungan, Menag juga menggarisbawahi pentingnya penguatan moderasi
beragama melalui "Kurikulum Cinta". Pendekatan ini dirancang untuk
menanamkan nilai-nilai moderasi, toleransi, dan Islam rahmatan lil ‘alamin
dalam sistem pendidikan, khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan
Kewarganegaraan.
“Pendidikan
adalah jalan utama untuk menciptakan masyarakat yang harmonis di tengah
keberagaman,” tegasnya.
Pilar
ketiga yang ditekankan adalah nasionalisme. Menag menyoroti pentingnya
penguatan pendidikan sejarah, budaya lokal, dan nilai-nilai Pancasila untuk
menanamkan rasa cinta tanah air kepada generasi muda.
Dirjen
Pendidikan Islam, Abu Rokhmad pada awal pembukaan rakernas menegaskan bahwa
Rakernas 2025 merupakan forum strategis untuk memperkuat kolaborasi
antarstakeholder dalam memastikan program pendidikan Islam memberikan manfaat
nyata bagi masyarakat. Ia juga memaparkan visi besar Pendidikan Islam, yakni
"MAJU dan HEBAT," di mana MAJU mencerminkan nilai-nilai Melayani,
Amanah, Juara, dan Unggul, sementara HEBAT mengacu pada karakter Helpful,
Excellent, Brave, Active/Authentic, dan Think.
“Perencanaan
hanya menjadi catatan jika tidak diikuti dengan pelaksanaan yang responsif dan
berorientasi pelayanan. Rakernas ini menjadi landasan agar semua rencana dapat
berbuah nyata,” ujar Abu Rokhmad.
Rakernas juga mencakup sidang komisi yang membahas isu-isu strategis, seperti Guru dan Tenaga Kependidikan Islam, Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, KSKK Madrasah, serta Pesantren dan Pendidikan Keagamaan Islam.
Dr.
Muhammad Faisal, M.Ag., menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan Rakernas
yang memberikan ruang untuk menyusun langkah strategis dalam pengembangan
pendidikan Islam.
“Isu-isu
yang diangkat dalam Rakernas, seperti ekoteologi, moderasi beragama, dan
nasionalisme, sangat relevan dengan tantangan pendidikan Islam di masa depan.
Kami di STAIN Sultan Abdurrahman Kepri berkomitmen untuk mengintegrasikan
nilai-nilai ini dalam sistem pembelajaran kami,” ungkapnya.
Rakernas
ini diharapkan menjadi momentum penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan
Islam di Indonesia, sejalan dengan tantangan zaman dan kebutuhan masyarakat.
(LF/Gby)
STAIN Kepri Tingkatkan Akuntabilitas Melalui Bimtek Penyusunan Laporan Keuangan 2024
Transformasi Kampus Hijau: GenBI STAIN Kepri Inisiasi Penanaman 100 Pohon dalam Gestari 2025
DEMA STAIN Kepri Jalin Silaturahmi dan Audiensi Bersama BAZNAS Provinsi Kepri
Hasil Seleksi CPNS STAIN Kepri 2024