السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Melalui Program KIIS Itjen Kemenag RI, Ketua STAIN SAR Kepri Tekankan ASN Berintegritas, Rukun dan Moderasi dalam Beragama

  • 01 September 2021
  • Oleh: Humas STAIN Kepri
  • 1322
Berita Utama

Bintan, Kampus Bersendikan Wahyu, Berteraskan IlmuInspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Agama RI melalui program KIIS (Kreatif, Inovatif, Inspiratif, Solutif) dan Humas Bicara “Early Warning System” Jadi ASN Solutif menggelar Webinar Nasional mengangkat tema “ASN, Integritas, Kerukunan, dan Moderasi Beragama” yang rutin diadakan mingguan secara virtual pada Rabu (01/09/2021).

Menghadirkan tiga narasumber diantaranya Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau (Dr. Muhammad Faisal, M.Ag), Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kubu Raya (Drs. H. Nahruji, M.Si), dan Analis Kebijakan Ahli Madya Ditjen Pendis Kemenag RI (Dr. Suwendi, M.Ag).

Hadir sebagai Keynote Speaker Sekretaris Inspektorat Jenderal Kemenag RI (H. Mohamad Ali Irfan, S.E., M.M., M.Ak) dengan pemantik rutin Subkoordinator Tata Usaha dan Humas Itjen Kemenag RI (Nurul Badruttamam).

Dr. Muhammad Faisal, M.Ag selaku Ketua STAIN SAR Kepri yang berkesempatan menjadi narasumber pertama menyampaikan ASN adalah profesi bagi PNS dan P3K yang bekerja pada instansi Pemerintah dengan hak mendapatkan gaji, cuti, pengembangan kompetensi, perlindungan dan jaminan. Sementara ASN berkewajiban untuk setia dan taat kepada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Pemerintah, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah, menaati ketentuan peraturan perundang-undangan, melaksanakan tugas kedinasan, menunjukkan integritas dan keteladanan sikap, perilaku, dan tindakan, serta bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI.

Lebih lanjut Ketua menjelaskan integritas pegawai ASN merupakan faktor kunci dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih, efektif dan efisien, serta pelayanan publik yang prima.

“Integritas Pegawai ASN diukur dari kejujuran, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, kemampuan bekerja sama serta pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara.” Ujarnya.

“Integritas ASN juga sudah termaktup dalam Lima Budaya Kerja Kementerian Agama RI yakni; Integritas, Profesionalitas, Inovasi, Tanggung Jawab dan Keteladanan.” Tambahnya.”

Merawat Kerukunan dengan realitas kebangsaan, agama, budaya, kearifan lokal, pewarisan nilai melalui Trilogi Kerukunan; kerukunan antar umat beragama, kerukunan intra umat beragama, dan kerukunan umat beragama dengan pemerintah.

Kesadaran Moderasi sebagai suatu tindakan menjaga keutuhan  dan kedaulatan NKRI, memperbanyak literasi, konten moderasi dan diskusi di ruang publik, tim cyber dalam menanggulangi hoak, hate speech, character assassination, ASN sebagai pelopor berkelanjutan.

“Terakhir, dengan menjaga integritas, merawat kerukunan dan mengembangkan sikap moderasi beragama bisa menghasilkan ASN yang solutif.” Tutup Ketua.

Untuk narasumber kedua Drs. H. Nahruji, M.Si selaku Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Kubu Raya  menegaskan ASN yang berintegritas adalah ASN yang memiliki sikap selaras antara hati, pikiran, perkataan dan perbuatan baik dan benar. Integritas tersebut meliputi konsisten antara tindakan dan perilaku, menepati janji (komitmen), amanah, jujur dan berkarakter, dan memiliki prinsip.

Berdasarkan peraturan bersama antara Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama masing-masing No. 8 dan No. 9 tahun 2006. Kerukunan adalah kondisi sosial ketika semua kelompok saling hidup berdampingan tanpa mengurangi hak dan kewajiban dasar masing-masing.

“Kerukunan adalah keadaan hubungan antarumat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, dan saling menghormati dalam pengamalan ajaran agama serta Kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat.” Pungkasnya.

Untuk narasumber terakhir Dr. Suwendi, M.Ag Analis Kebijakan Ahli Madya Ditjen Pendis Kemenag RI menjelaskan materi seputar pendidikan kala pandemi. Beberapa hal yang harus dilakukan dimasa pandemi untuk pendidikan di lingkungan kita, diantaranya peluang untuk memaksimalkan potensi, kesadaran “memanusiakan manusia”, pendidikan sebagai instrumen mitigasi pandemi, “memesantrenkan” rumah, bisa survive pada masa pandemi, dan harapannya mencapai sukses pasca pandemi.

Kegiatan Webinar diikuti oleh 170 peserta dengan dipandu oleh dua orang Host yakni Syahrul Rahmat, M.Hum (Kepala Laboratorium Prodi Komunikasi Penyiaran Islam STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau) dan Amin (Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kubu Raya). (luluk)