السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
BINTAN-Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau, Selasa, 30-04-2019 mengadakan Seminar Tafsir Al-Qur’an yang ditaja di Auditorium Razali jaya. Seminar kali ini mengambil tema Membela Al-Qur’an di Tengah Gempuran Liberalisme yang menghadirkan dua Narasumber Hafidz Al-Qur’an yang sudah sangat terkenal yakni Prof. DR. H. Said Agil Hussein Al-Munawwar dan DR. H. Yusnar Yusuf Rangkuti, M.Sc, Ph.D.
Seminar dibuka langsung oleh Wakil Ketua I STAIN SAR Aris Bintania, M.Ag dan dihari oleh segenap Civitas Akademika STAIN SAR. Dalam sambutannya Wakil Ketua I berterima kasih atas kehadiran Narasumber diharapkan apa yang disampaikan bisa mejadi ilmu bagi segenap civitas akademika dan diharapkan kepada Mahasiswa yang hadir dapat mengikuti dengan seksama.
Prof. Said Agil Hussein Al-munawwar yang juga mantan Menteri Agama RI ini mengatakan, berbicara Al-Qur’an berarti kita berbicara kata yang tidak ada ujungnya bagaikan laut yang tidak bertepi, agar bisa menggali Al-Qur’an kita harus mempunyai seperangkat ilmu untuk mempelajarinya, tandasnya.
Beliau menambahkan, Menafsirkan Al-Qur’an itu ada syarat-syaratnya, tidak sembarangan, salah satunya yaitu menguasai ilmu dan teksnya, disaat kita sudah memahami ayat-ayat Al-Qur’an itu dengan benar maka harus kita maknai dengan penuh keterbukaan, karena tidak semua orang bisa menafsirkan Al-Qur’an, tambahnya.
Ditambahkan Beliau, kita bisa menghormati orang karena ilmu yang kita dalami, kalau kita tidak bisa menghormati orang lain itu berarti ilmu yang kita miliki masih sangat dangkal karena merasa diri sendiri paling benar.
Dr. H. Yusnar Yusuf Rangkuti, M.Sc, Ph.D yang juga Ketua Umum PB Al Washliyah mengatakan, Liberalisme adalah ideologi dan tidak berdasar pada Al-Qur’an. saat ini kita dihadapkan pada orang yang menafsirkan Al-Qur’an bukan di bidangnya, ini tantangan kita bersama, yang menyampaikan tidak mengerti apalagi yang mendengarkan.
“Perdamaian itu harus kita kedepankan. Rasul tidak pernah mengajarkan kita untuk bermusuhan, perbedaan itu sunnatullah. Maka tugas kita melanjutkan perjuangan pendahulu dengan melakukan penelitian, rajin menulis, apakah meringkas buku atau menterjemah, merangkum pemikiran tokoh-tokoh. Maka tidak ada kata selesai dalam mempelajari Al-Qur’an dan Hadits karena isi Al-Qur’an dan Hadits itu luas,”tutupnya. (nDr)
Kabag AUAK STAIN Kepri Tegaskan Komitmen untuk Kemajuan Kampus pada Apel Senin Pagi
KSR PMI STAIN Kepri Berkontribusi dalam Siaga Natal dan Tahun Baru
STAIN Kepri Peringati HAB Ke-79 Kemenag RI: Refleksi 79 Tahun Pelayanan dan Strategi Masa Depan
Pelamar Lulus PPPK Kementerian Agama Tahun 2024 STAIN Kepri